Pertamina Siapkan Rute Alternatif Suplai Minyak Akibat Konflik Timur Tengah

Senin, 23 Juni 2025 | 14:16:44 WIB
Pertamina Siapkan Rute Alternatif Suplai Minyak Akibat Konflik Timur Tengah

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengambil langkah sigap menghadapi meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah, terutama konflik antara Iran dan Israel, dengan menyiapkan rute alternatif untuk pengangkutan minyak mentah ke Indonesia. Langkah ini dilakukan guna memastikan pasokan energi nasional tetap aman dan tidak terganggu oleh situasi internasional yang terus memanas.

Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa perusahaan telah menyusun sejumlah skenario strategis untuk mengantisipasi potensi gangguan dalam distribusi energi. Termasuk di antaranya pengalihan jalur kapal tanker yang biasanya melintasi kawasan rawan konflik.

“Kami sudah menyiapkan skenario alternatif, rute alternatif melalui beberapa titik yang kita harapkan tidak mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah dan sekitarnya ke Indonesia,” ungkap Fadjar dalam sebuah acara perusahaan di Jakarta.

Jalur Pengiriman Minyak Disesuaikan
Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina International Shipping (PIS), memantau secara intensif semua aktivitas kapal tanker milik perusahaan yang beroperasi di rute-rute internasional, khususnya yang memasok minyak mentah ke dalam negeri. Dalam konteks konflik yang tengah berlangsung, jalur-jalur yang melewati Selat Hormuz dan sekitarnya menjadi perhatian utama.

“Secara berkala, kami terus memantau pergerakan kapal yang membawa minyak mentah ke Indonesia, terutama yang melalui jalur-jalur strategis seperti Timur Tengah. Hingga saat ini, seluruh kapal dalam kondisi aman,” jelas Fadjar.

Konflik di kawasan Teluk, termasuk Selat Hormuz—jalur vital pengiriman minyak dunia—berisiko besar terhadap kestabilan suplai global. Jalur ini dilalui hampir 20 persen dari total konsumsi minyak dunia. Gangguan di jalur ini bisa berdampak pada harga dan ketersediaan minyak secara internasional, termasuk Indonesia sebagai negara net importer.

Diversifikasi Sumber Minyak Mentah
Tidak hanya mengandalkan Timur Tengah, Pertamina juga telah melakukan diversifikasi sumber pasokan minyak mentah dari berbagai wilayah lain di dunia. Dengan strategi ini, Indonesia tidak lagi sepenuhnya bergantung pada satu kawasan saja.

“Kami memiliki sistem yang fleksibel. Jadi, ketika terjadi hambatan di satu titik, kami memiliki alternatif sumber pasokan lain. Tujuan utamanya adalah memastikan pasokan energi ke Indonesia tetap aman dan tidak terganggu,” tambahnya.

Diversifikasi ini melibatkan pasokan dari negara-negara seperti Afrika, Amerika Latin, dan kawasan Asia Pasifik. Hal ini dilakukan untuk memperkuat ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap satu kawasan konflik.

Ketahanan Energi Jadi Prioritas Nasional
Langkah Pertamina ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional di tengah dinamika geopolitik yang tidak menentu. Dengan meningkatnya konflik global, ketergantungan pada rute tradisional dianggap sebagai risiko strategis yang perlu dimitigasi.

Ketahanan energi bukan hanya menyangkut ketersediaan bahan bakar, tetapi juga mencakup aspek keamanan transportasi, pengolahan, hingga distribusi energi ke seluruh penjuru Tanah Air. Oleh karena itu, strategi manajemen risiko menjadi bagian penting dari tata kelola energi nasional.

Selain itu, pemerintah melalui instansi terkait juga terus memantau harga minyak dunia yang cenderung fluktuatif akibat situasi geopolitik. Kestabilan harga dan stok nasional menjadi perhatian utama agar tidak menimbulkan dampak lanjutan ke sektor industri maupun masyarakat.

Proyeksi dan Langkah Lanjutan
Pertamina juga telah menyiapkan beberapa langkah kontinjensi untuk menjamin kelangsungan suplai di dalam negeri. Beberapa pelabuhan dan terminal strategis telah dipersiapkan untuk menerima pasokan dari rute alternatif. Logistik dan operasional distribusi juga telah disesuaikan agar mampu menerima beban tambahan dari skenario perubahan rute tersebut.

“Kami ingin memastikan bahwa semua infrastruktur di dalam negeri siap menerima pasokan energi dari jalur alternatif. Ini bagian dari skenario besar kami dalam menjaga pasokan energi nasional,” kata Fadjar menegaskan.

Sementara itu, dari sisi operasional, tim pemantau jalur internasional di Pertamina terus melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap keamanan laut, termasuk berkoordinasi dengan otoritas maritim internasional dan perusahaan asuransi kapal.

Dengan langkah-langkah tersebut, Pertamina menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga stabilitas energi nasional di tengah krisis global yang dapat memengaruhi logistik dan distribusi minyak mentah. Kesigapan dan proaktif dalam pengelolaan rantai suplai energi menjadi bukti kesiapan perusahaan menghadapi dinamika global yang terus berubah.
Ketegangan antara Iran dan Israel yang mengancam keamanan jalur minyak global tidak membuat Pertamina tinggal diam. Melalui strategi pengalihan rute, diversifikasi sumber minyak, dan penguatan infrastruktur dalam negeri, Pertamina berupaya memastikan bahwa kebutuhan energi masyarakat Indonesia tetap tercukupi.

Dengan sistem yang fleksibel dan monitoring ketat terhadap pengiriman minyak, perusahaan pelat merah ini berkomitmen untuk menjaga ketahanan energi nasional agar tetap aman dari gejolak geopolitik. Upaya ini menjadi bagian penting dalam menjamin keberlanjutan energi bagi 270 juta penduduk Indonesia.

Terkini

Janji Jiwa Sajikan 6 Toast Paling Lezat

Rabu, 20 Agustus 2025 | 15:56:33 WIB

4 Menu Terpopuler Tomoro Coffee Wajib Dicoba

Rabu, 20 Agustus 2025 | 16:00:03 WIB

Bakmi GM Sajikan Menu Lezat Pilihan Favorit

Rabu, 20 Agustus 2025 | 16:04:30 WIB

Es Teler 77 2025 Sajikan Menu Lezat Terbaru

Rabu, 20 Agustus 2025 | 16:07:49 WIB