JAKARTA - Petani porang di wilayah Madiun kini menunjukkan wajah ceria setelah harga komoditas porang mengalami lonjakan signifikan. Dari yang sebelumnya hanya Rp 2.500 per kilogram, harga porang kini telah merangkak naik hingga mencapai Rp 14 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini tidak hanya menjadi kabar gembira, tetapi juga meningkatkan semangat para petani untuk kembali menanam dan mengembangkan porang sebagai komoditas unggulan daerah.
Kenaikan Harga Jadi Angin Segar Petani
Karno, petani porang asal Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan, yang sehari-harinya menggeluti usaha tani porang, menyampaikan rasa syukurnya atas membaiknya harga jual porang saat ini. Menurutnya, situasi harga yang sebelumnya sangat rendah sempat membuat para petani putus asa, bahkan ada yang mempertimbangkan untuk berhenti menanam.
“Alhamdulillah harga porang mulai stabil, semoga selamanya. Hari ini harga jual petani ke tengkulak Rp 14 ribu per kilogram. Padahal dulu sempat terpuruk Rp 2.500 per kilogram,” ujarnya.
Lonjakan harga ini menjadi hasil dari perjuangan dan kesabaran petani yang tetap konsisten menanam porang meskipun menghadapi tekanan harga yang berat selama beberapa waktu terakhir. Kesabaran tersebut kini mulai membuahkan hasil seiring dengan membaiknya pasar dan permintaan.
Semangat Panen Raya dan Produktivitas Meningkat
Dengan harga yang sudah cukup menggembirakan, aktivitas panen porang di Madiun juga mulai meningkat. Karno menjelaskan bahwa musim panen kali ini membuat para petani semakin rajin bekerja di ladang mulai pagi hingga sore hari untuk mengumpulkan hasil terbaik mereka.
“Mungkin ini buah kesabaran petani porang di desa kami yang memang tetap konsisten bertani porang. Saat ini musim panen raya, berangkat pagi pulang sore untuk panen,” kata Karno.
Menurut pengamatan di lapangan, para petani tampak sibuk mengangkut hasil panen mereka menggunakan sepeda motor ke pengepul di desa setempat. Aktivitas ini menunjukkan geliat ekonomi yang mulai tumbuh kembali di sektor pertanian porang.
Harapan Stabilitas Harga dari Pemerintah
Meskipun kenaikan harga sangat menggembirakan, para petani mengaku masih waspada terhadap kemungkinan fluktuasi harga yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu, mereka berharap dukungan dari pemerintah dan instansi terkait dapat membantu menjaga stabilitas harga porang.
“Kami berharap pihak Dinas Pertanian dan pemerintah bisa menstabilkan harga porang, agar petani tidak kembali dirugikan,” ujar Karno.
Stabilitas harga menjadi hal penting agar para petani dapat merencanakan usaha taninya dengan lebih baik tanpa harus menghadapi risiko kerugian yang besar akibat penurunan harga secara drastis.
Dampak Positif Bagi Kesejahteraan Petani
Tak hanya Karno, Gunawan, petani lain yang juga menanam porang di lahan Perhutani, menyatakan bahwa kenaikan harga porang berdampak positif terhadap kondisi ekonomi keluarganya. Ia menyebutkan hasil panen yang kini dicapai cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk biaya pendidikan anak.
“Alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan ekonomi buat sekolah anak dan buat ditabung. Yang penting disyukuri,” ungkap Gunawan.
Kondisi ini diharapkan menjadi modal kuat untuk para petani dalam meningkatkan produktivitas sekaligus kualitas hasil panen porang ke depannya.
Porang, Komoditas dengan Potensi Besar
Porang merupakan tanaman umbi-umbian yang kini menjadi komoditas strategis di Indonesia. Permintaan porang di pasar domestik dan internasional terus meningkat, terutama karena porang digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan tepung glukomanan yang beragam aplikasinya, mulai dari makanan sehat hingga produk farmasi dan kosmetik.
Dengan prospek pasar yang menjanjikan, petani porang di Madiun dan daerah lain berpeluang mengembangkan usaha tani mereka menjadi sumber penghasilan yang lebih menjanjikan dibandingkan sebelumnya.
Tantangan dan Solusi untuk Keberlanjutan Produksi
Meski memiliki potensi besar, produksi porang masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama terkait kestabilan harga dan akses pasar yang masih terbatas. Fluktuasi harga yang tajam dapat menyebabkan ketidakpastian bagi petani sehingga menghambat investasi dan pengembangan usaha.
Para petani berharap adanya intervensi pemerintah melalui kebijakan harga yang adil dan program pendukung, seperti penyediaan bibit unggul, pelatihan budidaya, serta akses pasar yang lebih luas agar produksi porang dapat berjalan secara berkelanjutan.
Peran Pemerintah dan Dinas Pertanian
Dinas Pertanian setempat diharapkan dapat berperan aktif dalam mendampingi para petani porang. Selain membantu menjaga harga, pemerintah juga diharapkan memberikan informasi pasar dan teknologi pertanian terbaru untuk mendukung peningkatan kualitas dan produktivitas.
Karno dan petani lainnya menegaskan, “Kami sangat berharap dukungan penuh dari pemerintah supaya harga tetap stabil dan kami bisa terus menanam porang dengan tenang.”
Kenaikan harga porang hingga Rp 14 ribu per kilogram menjadi angin segar bagi para petani di Madiun. Semangat dan kerja keras mereka yang tetap konsisten menanam porang meski kondisi harga sempat sulit, akhirnya membuahkan hasil manis. Namun, tantangan ke depan adalah menjaga agar harga tetap stabil dan produksi terus meningkat demi kesejahteraan para petani.
Dengan permintaan pasar yang terus meningkat dan dukungan kebijakan yang tepat, porang dapat menjadi komoditas andalan yang mengangkat perekonomian pertanian di Madiun dan sekitarnya. Keberlanjutan produksi dan stabilitas harga menjadi kunci utama yang harus dijaga agar manfaat ini bisa dirasakan secara luas oleh para petani dan masyarakat.