8 Tanda Sindrom Anak Perempuan Pertama yang Perlu Dipahami

8 Tanda Sindrom Anak Perempuan Pertama yang Perlu Dipahami
8 Tanda Sindrom Anak Perempuan Pertama yang Perlu Dipahami

JAKARTA - Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa posisi sebagai anak perempuan pertama sering kali membawa beban tersendiri.

Dalam banyak keluarga, sosok sulung perempuan dianggap sebagai teladan, pengasuh kedua, hingga tempat curhat orangtua. Fenomena ini dikenal dengan istilah Sindrom Anak Perempuan Pertama atau Eldest Daughter Syndrome (EDS) yang kini ramai diperbincangkan di media sosial.

Bukan hanya sekadar tanggung jawab tambahan, sindrom ini dapat berdampak luas pada perkembangan pribadi, hubungan sosial, hingga kesehatan mental. Terapis Pernikahan dan Keluarga Berlisensi, Kati Morton, LMFT, menjelaskan bahwa ada sejumlah tanda yang biasanya dialami mereka yang memiliki EDS.

Baca Juga

8 Tanda Sindrom Anak Perempuan Pertama yang Perlu Dipahami

“Singkatnya, mereka yang mengalami EDS bertanggung jawab atas lebih banyak pekerjaan rumah tangga dibandingkan saudara mereka,” ujarnya.

Fenomena ini kerap muncul dari ekspektasi orangtua maupun lingkungan sekitar yang secara tidak sadar menempatkan anak perempuan sulung sebagai figur pengganti orangtua atau panutan utama bagi adik-adiknya. Berikut delapan tanda umum yang menggambarkan sindrom anak perempuan pertama.

1. Hiper-Tanggung Jawab

Anak perempuan tertua sering kali merasa harus mengambil peran besar dalam rumah tangga. Mereka tidak hanya membantu pekerjaan domestik, tetapi juga menjadi “orangtua mini” atau bahkan “terapis” bagi ibu maupun adik-adiknya. Kondisi ini dapat membuat mereka terbiasa menanggung beban emosional yang berat sejak kecil.

2. Selalu Berprestasi Tinggi

Ekspektasi orangtua terhadap anak pertama biasanya lebih besar dibanding adik-adiknya. Tekanan untuk selalu menjadi yang terbaik mendorong mereka mengejar kesempurnaan. Walaupun hasilnya bisa membuat mereka terlihat berprestasi, di balik itu ada rasa tertekan untuk terus memenuhi standar yang tinggi.

3. Mudah Cemas

Kecemasan adalah dampak lain dari sindrom ini. Anak perempuan sulung kerap merasa harus memikirkan banyak hal, termasuk masalah keluarga. Sejak usia dini, mereka terbiasa memikul tanggung jawab yang seharusnya belum menjadi kewajiban mereka. Tak heran jika stres dan rasa khawatir berlebihan sering muncul.

4. Cenderung Jadi Penyenang Orang

Mereka yang mengalami EDS juga sering kesulitan menolak permintaan orang lain. Demi menjaga keharmonisan atau memenuhi ekspektasi, kebutuhan pribadi kerap dikesampingkan. Hal ini membuat mereka tumbuh sebagai individu yang selalu mengutamakan orang lain dibanding dirinya sendiri.

5. Sulit Membuat Batasan

Anak sulung perempuan jarang diajarkan untuk berkata “tidak”. Mereka merasa bersalah atau dianggap egois jika menolak permintaan. Pola asuh yang menekankan kepatuhan sejak kecil membuat mereka terbiasa mengikuti aturan, meski itu bertentangan dengan keinginan pribadi.

6. Rasa Benci terhadap Keluarga

Tidak sedikit yang akhirnya menyimpan perasaan dendam atau marah kepada keluarga karena merasa beban yang dipikul tidak seimbang. Kurangnya dukungan emosional dapat memicu konflik batin yang berlanjut hingga dewasa.

7. Mudah Diliputi Rasa Bersalah

Rasa bersalah menjadi perasaan yang akrab bagi anak perempuan tertua. Mereka merasa tidak pernah cukup baik atau selalu ingin melakukan lebih banyak. Ketika gagal mencapai kesempurnaan, muncul rasa malu dan bersalah yang semakin menggerus kepercayaan diri.

8. Tantangan dalam Hubungan Dewasa

Pengalaman sejak kecil bisa terbawa hingga dewasa. Dalam hubungan romantis maupun sosial, mereka cenderung ingin mengendalikan banyak hal atau justru terlalu memberi tanpa memperhatikan kebutuhan sendiri. Kondisi ini bisa memicu ketidakseimbangan dan konflik dalam hubungan.

Tidak Semua Anak Perempuan Tertua Mengalami EDS

Penting dipahami bahwa tidak semua anak perempuan pertama akan mengalami sindrom ini. Pola pengasuhan, dinamika keluarga, hingga lingkungan sosial sangat memengaruhi bagaimana peran anak sulung terbentuk.

Menurut Michelle Elman, seorang life coach sekaligus boundaries expert, banyak orangtua memang secara tidak sadar menempatkan anak sulung perempuan sebagai pengganti orangtua bagi adik-adiknya. Akibatnya, mereka terbiasa memprioritaskan orang lain dan mengabaikan kebutuhan pribadi.

Namun, variasi pengalaman di setiap keluarga membuat tidak semua anak perempuan tertua memiliki dampak yang sama. Meski begitu, mengenali tanda-tandanya tetap penting agar individu bisa mencari dukungan, memahami akar masalah, dan membangun strategi menghadapi tekanan yang muncul.

Mengapa Penting untuk Mengenali Sindrom Ini?

Sindrom Anak Perempuan Pertama bukan sekadar tren media sosial. Fenomena ini mencerminkan pola pengasuhan dan dinamika keluarga yang bisa berdampak jangka panjang. Dengan menyadari gejalanya, seseorang dapat lebih memahami dirinya, mengurangi beban emosional, dan mencegah dampak negatif terhadap hubungan maupun kesehatan mental.

Bagi orangtua, kesadaran ini juga bisa menjadi pengingat agar tidak menempatkan beban berlebihan pada anak sulung, terutama anak perempuan. Membagi tanggung jawab secara adil dan memberi ruang bagi anak untuk tumbuh sesuai usianya akan membantu mereka berkembang lebih sehat, baik secara emosional maupun sosial.

Sindrom Anak Perempuan Pertama (Eldest Daughter Syndrome) menggambarkan realita bahwa posisi sebagai anak sulung perempuan sering kali penuh tekanan. Mulai dari hiper-tanggung jawab, kecemasan, hingga kesulitan menetapkan batasan, dampaknya bisa terbawa hingga dewasa.

Meski tidak semua anak perempuan pertama mengalaminya, fenomena ini tetap perlu diperhatikan. Dengan mengenali tanda-tandanya, baik anak maupun orangtua bisa membangun pemahaman lebih baik, mencari dukungan, dan mengembangkan strategi agar tumbuh menjadi individu yang sehat, mandiri, dan percay

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

8 Tanda Sindrom Anak Perempuan Pertama yang Perlu Dipahami

8 Tanda Sindrom Anak Perempuan Pertama yang Perlu Dipahami

MotoGP Mandalika 2025 Angkat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal

MotoGP Mandalika 2025 Angkat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal

Jadwal Lengkap Bus DAMRI ke Bandara YIA 1 Oktober 2025

Jadwal Lengkap Bus DAMRI ke Bandara YIA 1 Oktober 2025

KAI Operasikan Tambahan Kereta Api Selama Oktober 2025 Ini

KAI Operasikan Tambahan Kereta Api Selama Oktober 2025 Ini

Proyek Waste to Energy Danantara Dimulai Akhir Oktober 2025

Proyek Waste to Energy Danantara Dimulai Akhir Oktober 2025