IHSG Naik Empat Hari, Net Sell Asing Jadi Sorotan
JAKARTA - Tren positif IHSG selama empat hari berturut-turut menarik perhatian, tetapi di balik reli ini, investor asing justru mencatat aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 89,45 miliar pada Selasa, 7 Oktober 2025.
]Fenomena ini menyoroti dinamika pasar di mana aliran dana asing bergerak berbeda dari tren indeks, menandakan selektivitas investor dalam menilai saham tertentu.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Selasa di level 8.169,28, menguat 0,36% dibanding hari sebelumnya. Sepanjang sesi, indeks bergerak stabil di zona hijau dengan titik terendah 8.153 dan tertinggi 8.217. Lonjakan ini menambah rangkaian reli empat hari berturut-turut yang sebelumnya sudah terlihat sejak akhir pekan lalu.
Baca Juga
Volume perdagangan relatif tinggi dengan total 44,69 miliar saham berpindah tangan, menghasilkan nilai transaksi Rp 28,77 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 280 saham menguat, 401 saham melemah, dan 119 saham stagnan. Kapitalisasi pasar BEI tercatat tembus Rp 15.350 triliun, menunjukkan likuiditas pasar yang solid meski sebagian investor asing lebih memilih menarik dana.
Fenomena net sell asing ini terlihat pada beberapa saham unggulan. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling tinggi dijual asing dengan nilai Rp 167,29 miliar, diikuti PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) senilai Rp 114,1 miliar, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 99,66 miliar.
Selain itu, saham sektor tambang dan energi seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI) senilai Rp 89,38 miliar dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) Rp 82,38 miliar juga menjadi sasaran penjualan asing.
Sektor industri lain seperti baterai dan energi terbarukan juga tercatat mengalami tekanan jual asing. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dilepas asing senilai Rp 78,48 miliar, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) Rp 66,57 miliar, serta PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Rp 63,68 miliar.
Saham properti juga turut mengalami aksi jual, misalnya PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) senilai Rp 64,71 miliar. Posisi sepuluh besar net sell ditutup oleh PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan nilai Rp 36,02 miliar.
Meski begitu, penguatan IHSG menandakan bahwa sentimen domestik tetap kuat, terutama dari aktivitas investor lokal yang menyeimbangkan tekanan jual asing. Pergerakan ini juga menunjukkan bahwa meski indeks utama naik, arus dana asing tidak selalu mengikuti tren positif IHSG, melainkan lebih selektif pada saham tertentu yang dianggap overvalued atau berisiko.
Pengamat pasar menilai bahwa net sell asing di tengah reli IHSG menegaskan pentingnya pemilihan saham secara cermat. Investor domestik dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengakumulasi saham unggulan yang masih menarik secara fundamental, sementara investor asing lebih berhati-hati menilai valuasi dan prospek pertumbuhan saham tertentu.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa reli indeks tidak selalu sejalan dengan aliran modal asing. Saham-saham BUMN dan perusahaan besar, meski menjadi motor penggerak IHSG, tetap menghadapi tekanan dari aksi jual asing. Hal ini membuka peluang bagi investor domestik untuk mengambil posisi strategis dengan memanfaatkan perbedaan perspektif antara investor lokal dan asing.
Secara keseluruhan, meskipun IHSG menunjukkan performa positif dan kapitalisasi pasar terus meningkat, investor perlu memerhatikan dinamika aliran dana, terutama net sell asing, yang dapat mempengaruhi volatilitas saham individu. Data Selasa lalu menekankan bahwa strategi pemilihan saham yang cermat tetap menjadi kunci, di tengah optimisme pasar dan aksi jual bersih dari investor global.
Rekomendasi
